Inspirasi kali ini saya ambil dari buah kebijaksanaan Erasmus.
Mencintai sejauh hanya soal rasa dan kata-kata sebagai ungkapannya, memang tidak sulit. Yang sulit adalah betul-betul mewujudkan rasa dan ungkapan hati mencintai. Dimana letak sulitnya?
Tentu saja karena yang kita cintai adalah manusia hidup. Siapapun dia, pasti punya watak, pengalaman, latar belakang, kecenderungan dan gerak hati tersendiri, yang unik. Kalau tindakan mencinta diartikan sebagai "segala sesuatu untuk membuat ornag yang kita cintai berbahagia", lalu mencintai memang tidak mudah.
Lalu bagaimana kira-kira jalan keluarnya agar yang sulit itu bisa terwujud? Jangan takut. Kalau kamu memang mencintai seseorang dengan setulus hati, pasti ada jalan. Kebijaksanaan dalam mencinta datang bersama pengalaman hidup bersama. Yang penting jangan pernah lupa bahwa dalam gerak mencinta istilah "client centered" memang berlaku. Kamu tidak pernah akan mencintai dengan bijaksana kalau tidak sungguh-sungguh mengutamakan kepentingan orang yang kamu cintai. Dengan bahasa romantis dikatakan "cinta itu memberi, tidak meminta".
Kalau pusat perhatianmu pada orang yang kamu cintai, kamu pasti akan semakin mengenal pribadinya. Mengenal dari yang paling luar kelihatan misalnya soal selera makanan, selera warna, sampai pengenalan yang mendalam menyangkut watak dan gerak jiwanya. Ketika pengenalan yang dalam ini ada terbukalah bagimu jalan untuk mencintai "dengan bijaksana".
Orang lain tetap selalu misteri. Dalam bahasa Jawa ada peribahasa "kedhung jero bisa dijajagi, ati manungsa sapa sing ngerti?". Jeram yang dalam bisa diukur kedalamannya, tetapi hati manusia siapa yang bisa tahu? Lalu haruskah menyerah? Tidak. Cinta harus terus dibina sampai akhir hayat. Kenalilah pasanganmu selalu, teruslah belajar semakin bijaksana dalam mencinta.
Share
Mencintai sejauh hanya soal rasa dan kata-kata sebagai ungkapannya, memang tidak sulit. Yang sulit adalah betul-betul mewujudkan rasa dan ungkapan hati mencintai. Dimana letak sulitnya?
Tentu saja karena yang kita cintai adalah manusia hidup. Siapapun dia, pasti punya watak, pengalaman, latar belakang, kecenderungan dan gerak hati tersendiri, yang unik. Kalau tindakan mencinta diartikan sebagai "segala sesuatu untuk membuat ornag yang kita cintai berbahagia", lalu mencintai memang tidak mudah.
Lalu bagaimana kira-kira jalan keluarnya agar yang sulit itu bisa terwujud? Jangan takut. Kalau kamu memang mencintai seseorang dengan setulus hati, pasti ada jalan. Kebijaksanaan dalam mencinta datang bersama pengalaman hidup bersama. Yang penting jangan pernah lupa bahwa dalam gerak mencinta istilah "client centered" memang berlaku. Kamu tidak pernah akan mencintai dengan bijaksana kalau tidak sungguh-sungguh mengutamakan kepentingan orang yang kamu cintai. Dengan bahasa romantis dikatakan "cinta itu memberi, tidak meminta".
Kalau pusat perhatianmu pada orang yang kamu cintai, kamu pasti akan semakin mengenal pribadinya. Mengenal dari yang paling luar kelihatan misalnya soal selera makanan, selera warna, sampai pengenalan yang mendalam menyangkut watak dan gerak jiwanya. Ketika pengenalan yang dalam ini ada terbukalah bagimu jalan untuk mencintai "dengan bijaksana".
Orang lain tetap selalu misteri. Dalam bahasa Jawa ada peribahasa "kedhung jero bisa dijajagi, ati manungsa sapa sing ngerti?". Jeram yang dalam bisa diukur kedalamannya, tetapi hati manusia siapa yang bisa tahu? Lalu haruskah menyerah? Tidak. Cinta harus terus dibina sampai akhir hayat. Kenalilah pasanganmu selalu, teruslah belajar semakin bijaksana dalam mencinta.
Share
|
For PDF pattern only. The file will send directly to your email. Including the instruction sheet detailing color of fabric, sizes, a complete color listing (number of skeins to purchase) |
|
|
|
masdriyo@gmail.com Whatsapp chat | Messenger Send pictures to convert |