Seorang guru mempunyai murid yang sangat cerdas. Dengan cepat dia dapat mengerti pengajaran gurunya. Pada suatu hari, murid cerdas itu memutuskan untuk tidak berdoa lagi. Aneh.
Ketika sang guru bertanya, ia menjawab, "Bukankah guru selalu mengajarkan bahwa Tuhan itu maha tahu. Dia mengerti betul bagaimana hidupku ini. Seluruh gerak gerikku, semua suka dukaku. Dia juga pasti tahu apa yang kuperlukan, sebelum aku mengatakan kepadaNya. Bukankah Tuhan maha bijaksana. Tanpa dimohon pun dia pasti akan memberikan segala rahmat bantuan yang diperlukan untuk hidupku, agar aku menjadi semakin sempurna."
Sang guru terdiam mendengar jawaban cerdas muridnya. Beberapa hari kemudian, murid cerdas itu melihat gurunya sedang melamun sambil menatap sawah hijau di depannya. Wajah guru kelihatan sedih. Dia pun bertanya, "Ada apa guru? Mengapa guru nampak sedih?"
"Muridku," kata gurunya pelan, "menatap sawah ini, aku teringat pada seorang temanku. Dia dulu sangat rajin mengerjakan sawah, karena dia tahu dari sawah itu dia akan mendapat makan dan penghidupan. Sekarang dia tidak mau lagi mengerjakan sawahnya."
"Apakah dia punya pekerjaan yang labih baik?"
"Tidak. Tiba-tiba dia meyakini bahwa Tuhan adalah pencipta yang maha baik. Dia sangat yakin Tuhan akan memelihara hidupnya. Tuhan pasti akan menumbuhkan padi di sawah. Dan ketika lapar, Tuhan yang menciptakan dan mencintainya itu juga pasti akan menyediakan makanan siap di meja. Karena itulah dia tidak merasa perlu mengerjakan sawah lagi."
"Aneh dan bodoh betul orang itu!" jawab sang murid.
"Muridku, aku berbicara tentang dirimu ...." kata sang guru sambil berlalu.
Rahmat perlu dimohon, syukur pelu diungkapkan seperti seorang petani perlu mengerjakan sawahnya sebelum dapat memanen padi untuk hidupnya.
Ketika sang guru bertanya, ia menjawab, "Bukankah guru selalu mengajarkan bahwa Tuhan itu maha tahu. Dia mengerti betul bagaimana hidupku ini. Seluruh gerak gerikku, semua suka dukaku. Dia juga pasti tahu apa yang kuperlukan, sebelum aku mengatakan kepadaNya. Bukankah Tuhan maha bijaksana. Tanpa dimohon pun dia pasti akan memberikan segala rahmat bantuan yang diperlukan untuk hidupku, agar aku menjadi semakin sempurna."
Sang guru terdiam mendengar jawaban cerdas muridnya. Beberapa hari kemudian, murid cerdas itu melihat gurunya sedang melamun sambil menatap sawah hijau di depannya. Wajah guru kelihatan sedih. Dia pun bertanya, "Ada apa guru? Mengapa guru nampak sedih?"
"Muridku," kata gurunya pelan, "menatap sawah ini, aku teringat pada seorang temanku. Dia dulu sangat rajin mengerjakan sawah, karena dia tahu dari sawah itu dia akan mendapat makan dan penghidupan. Sekarang dia tidak mau lagi mengerjakan sawahnya."
"Apakah dia punya pekerjaan yang labih baik?"
"Tidak. Tiba-tiba dia meyakini bahwa Tuhan adalah pencipta yang maha baik. Dia sangat yakin Tuhan akan memelihara hidupnya. Tuhan pasti akan menumbuhkan padi di sawah. Dan ketika lapar, Tuhan yang menciptakan dan mencintainya itu juga pasti akan menyediakan makanan siap di meja. Karena itulah dia tidak merasa perlu mengerjakan sawah lagi."
"Aneh dan bodoh betul orang itu!" jawab sang murid.
"Muridku, aku berbicara tentang dirimu ...." kata sang guru sambil berlalu.
Rahmat perlu dimohon, syukur pelu diungkapkan seperti seorang petani perlu mengerjakan sawahnya sebelum dapat memanen padi untuk hidupnya.
For PDF pattern only. The file will send directly to your email. Including the instruction sheet detailing color of fabric, sizes, a complete color listing (number of skeins to purchase) |
|
masdriyo@gmail.com Whatsapp chat | Messenger Send pictures to convert |