Satu dari sekian banyak yang ingin saya bagikan kepada teman-teman adalah tema ini. Setiap orang (saya kira) yang membuat kristik pasti pernah mengalami hal ini. Kebanyakan kesalahan ada dalam hitungan: kelebihan satu, kurang satu, atau ada satu bagian (beberapa hitungan) yang terlewat tidak dikerjakan. Sialnya, kesalahan baru diketahui setelah melangkah lebih jauh. Mestinya tusukan (sulam kristik) ini ketemu yang ini tetapi kok malah dua baris di atasnya. Wah pasti deh ada yang salah. Setelah ditelusur ke belakang (untuk yang satu ini perlu konsentrasi ekstra: mencocokkan kode pola dengan yang sudah dikerjakan di kain kristik), ternyata yang salah bukan rombongan yang baru saja dikerjakan. Pekerjaan hari kemarin lah yang salah. Harus bongkar-bongkar agak banyak. Waduh, kerja dua kali ... apaboleh buat!

Pernah mengalami yang seperti ini khan?
[maaf tulisan saya teruskan nanti sesudah membuat puding uji coba ... kalo jadi resepnya saya bagi deh.]

[Akhirnya saya dapat kembali lagi ke layar ini, setelah dua hari pergi dengan pamit hanya untuk bikin puding. Makanan apa gerangan yang harus dibuat sekian lamanya? Ah ngga. Saya hanya memblender tape singkong. Merebusnya dengan tambahan sedikit air dan kemudian mencampurnya dengan serbuk agar-agar. Bahan lengkapnya kapan-kapan pasti saya posting. Yang jelas saat ini, makanan itu sudah masuk kulkas, keluar, masuk perut dan sudah keluar lagi. Enak dan eksotik ....]

Kembali ke pokok soal. Kesalahan nampaknya memang menjadi bagian yang sulit dihindarkan dari proses mengerjakan kristik. Nanti saya ingin menuliskan beberapa kiat atau tips untuk mengurangi resiko salah itu. Tapi sebelumnya saya mau menuliskan dulu apa yang dikatakan istri saya tentang kesalahan dalam meng-kristik dan dalam hidup.

Kesamaan
  1. Kesalahan dalam mengerjakan kristik dapat dijadikan gambaran kesalahan dalam hidup. Keduanya sama-sama menghasilkan akibat yang tidak baik, atau merusak tatanan yang mestinya indah dan membahagiakan. Garis dalam gambar kristik menjadi tidak lurus, bentuk menjadi tidak sempurna. Dalam hidup kesalahan langkah atau keputusan bisa membuat rencana yang sudah terjadwal gagal, hubungan yang selama ini harmonis menjadi berantakan. Semacam itu.
  2. Satu kesalahan dalam kristik akan membuat langkah pengerjaan selanjutnya menjadi sangat sulit atau macet sama sekali. Kesalahan dalam hidup menghasilkan efek yang serupa. Satu kali saya mengucapkan kata bohong, untuk selanjutnya saya harus membuat berpuluh-puluh kata bohong untuk meyakinkan kalau yang saya katakan itu bukan bohong. Kesalahan baik dalam kristik maupun dalam hidup mempunyai efek berantai. Sebelum kesalahan itu disadari dan dikoreksi, langkah-langkah di belakangnya ikut-ikutan menjadi salah.
  3. Hanya ada satu cara jitu untuk mengoreksi kesalahan baik untuk kristik maupun untuk hidup yaitu "dibongkar" dan "dikerjakan ulang". Keduanya sama-sama tidak menarik, butuh tekad ekstra. Tapi, apaboleh buat tidak ada cara lain.
  4. Maka: berhati-hati, teliti, dan konsentrasi adalah yang terbaik untuk mengerjakan kristik. Juga terbaik untuk menjalani hidup. Jangan sampai salah langkah, salah kata, salah keputusan, salah ambil, dst

Perbedaan

Ada satu perbedaan besar. Kalau dalam kristik, kesalahan setelah dibongkar dan dikerjan ulang beres sudah. Setelah selesai, kristik itu tetap sempurna, seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Lain halnya dalam hidup. Membongkar kesalahan dalam hidup sendiri, tidak semudah mengurai benang yang sudah terlanjur meliuk-liuk di kain kristik. Mengakui diri sudah melakukan salah saja sulit apalagi "membongkarnya". Banyak kali itu serupa dengan serangan terhadap harga diri. Apalagi kalau orang lain yang menunjuk salahnya atau orang lain mau ikut campur mengurusi.

Kalau kesalahan sudah dibongkar, langkah hidup sudah dikoreksi, saya sudah menjadi orang yang benar kembali. Benarkah? Betul saya saat ini sudah tidak lagi melakukan kesalahan. Tetapi apapun yang sudah saya lakukan (apalagi kesalahan) selalu meninggalkan jejak. Hati saya masih menyimpan rasa salah dan kadang-kadang rasa itu membuat sedih, mengurangi rasa percaya diri, membuat takut, dsb. Orang-orang di sekitar pun perlu waktu untuk memaafkan saya, mengatur langkah dan perasaan agar selaras kembali dengan hidup saya pasca kesalahan itu. Lama-kelamaan efek itu baik pada diri sendiri maupun orang lain akan berkurang, dan akhirnya terlupakan. Waktu punya cara yang ajaib untuk menyembuhkan luka hidup. Syukurlah.

Tapi ingatlah satu hal lagi. Tidak ada yang luput dari tangan sejarah untuk mencatatnya. Sekali saya buat, begitulah yang tercatat dalam sejarah hidup saya. Dalam arti ini, kesalahan dalam hidup sebenarnya tidak bisa dikoreksi seperti halnya dalam kristik. Semua yang kita lakukan dalam hidup, satu demi satu menempel dalam dinding sejarah, menjadi mosaik buruk indahnya hidup. Kesalahan tidak bisa dihapus, tetapi warna noraknya atau garis menyimpangnya dapat disamarkan, dimodifikasi dengan warna dan langkah hidup yang indah di depannya.

Teman-teman, sekali lagi dengarkan nasehat bijak ini (karena keluar dari saya yang sudah mulai dianugerahi rambut putih gratisan tanpa perlu beli cat rambut): berhati-hati, teliti dan berkonsentrasilah dalam hidup.

Lebih baik terkenal sebagai orang bodoh (itu saya sudah menyandangnya) tetapi baik dan benar (itu kalian, yang memang orang-orang baik) dari pada ngetop jadi orang pandai dan sukses tetapi terlalu rajin mengoleksi kesalahan.

Selanjutnya saya akan mengurai [1]. Cara mengurangi resiko salah dalam mengerjakan kristik, dan [2]. Cara mengatasi kesalahan dalam kristik. Saya siapkan dulu ya ... tunggu aja.

Add to Cart
For PDF pattern only. The file will send directly to your email. Including the instruction sheet detailing color of fabric, sizes, a complete color listing (number of skeins to purchase)


info harga terbaru dan harga paket (kits) silahkan hubungi:
masdriyo@gmail.com
Whatsapp chat | Messenger
Send pictures to convert